Rabu, 01 Juni 2016

Coban Sumber Pitu (Pujon, Malang)

19/04/2015 AT 15:27
Tangga terakhir menuju Coban Pitu
Tangga terakhir menuju Coban Sumber Pitu
Jika ingin bertualang di Malang tanpa harus menghabiskan banyak waktu, mungkin Coban Sumber Pitu cocok untuk dikunjungi. Wisata air terjun yang terletak di kawasan Pujon Selatan (Kab. Malang) ini terbilang fresh karena mulai populer sekitar tahun 2014. Selain fresh, tidak banyak pula warga Malang yang mengetahuinya karena petunjuk jalan untuk mencapainya sangat minim.
Perlu diketahui, air terjun di Malang yang bernama Coban Sumber Pitu tidak hanya satu. Ada juga Coban Sumber Pitu yang terletak di Desa Duwet Krajan (Kecamatan Tumpang). Keduanya terpisah jauh, di ujung timur dan ujung barat Kabupaten Malang. Jika salah tujuan, minimal butuh 2 jam perjalanan (aspal) untuk menuju Coban Sumber Pitu yang diharapkan.
Sebagai gambaran, arah jalan menuju Coban Gerojokan Pitu (nama lain Sumber Pitu – Pujon) hampir sama dengan jalur menuju menuju Coban Rondo. Ketika melewati jalan utama Malang – Kediri, ada sebuah pertigaan jalan di sebelah utara Patung Sapi Pujon. Persimpangan itulah yang merupakan jalur masuk menuju Dusun Tulungrejo (Desa Pujon Kidul), tempat dimana Coban Gerojokan Pitu berada.
Suasana pedesaan sangat terasa ketika sudah memasuki wilayah Pujon Selatan. Jalan aspal dan kemudian mengerucut menjadi jalan beton seukuran 1 mobil mengantar pengunjung menuju gerbang Coban Gerojokan Pitu. Di gerbang tersebut sudah ada beberapa bangunan yang merupakan loket wisata, warung, dan toilet. Selain bangunan, juga terdapat tanah lapang seukuran lapangan sepak bola yang difungsikan sebagai tempat parkir kendaraan dan lahan berkemah (camping ground). Di loket wisata itulah pengunjung wajib melapor dan membayar Rp 10.000 per orang.
Jika memungkinkan, pengunjung diperbolehkan membawa sepeda motor hingga ke tempat parkir atas. Namun jika kondisi jalurnya licin, pengunjung mau tidak mau harus berjalan kaki ekstra sejauh 2 kilometer. Dibutuhkan sekitar 30 menit mendaki hingga tempat parkir atas. Berbeda dengan naik motor yang hanya butuh waktu sekitar 15 menit.
Membelah kebun sayur menuju Coban Sumber Pitu - Pujon
Membelah kebun sayur menuju Coban Sumber Pitu – Pujon
Dari tempat parkir atas, jalur pendakian mulai menantang. Jalur setapak yang telah dicangkul menyerupai anak tangga sangat membantu langkah yang mulai berat. Nafas yang awalnya tak bersuara pun menjadi semakin terdengar desahannya. Pendakian yang paling melelahkan berlangsung sekitar 60 – 90 menit di awal. Jalur menjadi relatif landai ketika pemandangan kebun sayur digantikan dengan semak-semak di kiri dan kanan jalur. Sesekali akan ditemui kursi dari batang kayu yang sengaja dibuat sebagai pos peristirahatan. Disinilah beban tas bisa menjadi berkurang drastis karena suasananya cocok untuk istirahat sambil makan, minum, dan ngobrol. Hehehe..
Suara air terjun makin bergemuruh ketika kami semakin dekat. Jalur yang awalnya menanjak berubah menjadi turunan dan licin ketika hujan. Ada beberapa tali yang dikaitkan ke pohon sebagai pegangan para pengunjung. Tali ini juga berfungsi sebagai pembatas antara jalur dan semak-semak yang menutupi jurang. Sangat menantang mengingat di badan saya menempel tas kamera & tripod yang lumayan berat.
Wooooosssshhh – begitulah suara air yang terjun bebas dari Coban Gerojokan Pitu. Sungai kecil yang berasal dari 7 sumber membuat saya tertarik untuk mengabadikannya dalam format slowspeed. Di lokasi ini penggunaan tripod, filter ND, dan ultra wide lens (UWA) sangat disarankan agar aliran air (format slowspeed) dari atas hingga bawah bisa diabadikan dengan baik. Jika tidak memiliki UWA dan filter ND, minimal bawalah tripod karena di lokasi ini sangat minim cahaya. Jangan lupa untuk membawa lap khusus lensa / tisu karena sesekali lensa akan kecipratan air.
Misi belum selesai karena Coban Gerojokan Pitu masih terletak sekitar 100 meter di depan. Jalur yang dilalui semakin menantang karena saya harus mendaki tebing curam. Posisi anak tangga yang lebih tinggi dari biasanya terkadang menyulitkan pergerakan. Syukurlah keberadaan tali perusik di titik ini sangat membantu meski ada beberapa pengunjung yang tergelincir. Jangan khawatir dengan keamanan dan keselamatan Anda karena sudah ada beberapa petugas jaga yang mengamati dan membantu pengunjung.
Coban Gerojokan Pitu di Pujon
Coban Gerojokan Pitu di Pujon
Sampailah kami di puncak. Kegiatan foto-foto narsis adalah penghargaan layak atas perjuangan selama 2 jam mendaki. By the way, jika Anda amati gambar di atas, bisakah membayangkan betapa besar dan indahnya Coban Gerojokan Pitu?
Untuk memudahkan persiapan dan perjalanan, saya bagikan pula beberapa tips ketika berkunjung ke Coban Gerojokan Pitu. Semoga petualangan Anda mengasyikkan ya :)
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya,
Salam jalan-jalan dan sukses untuk kita semua.

KOTA BATU: SULIT MENCAPAI COBAN TALUN, TAPI KEINDAHANNYA LUAR BIASA!



Coban Talun

Berbekal info dari google maps BB, kami berangkat menuju ke Coban Talun. Melihat di peta tersebut jaraknya tidak jauh dari Selecta, hanya 3,5 km. Ditambah lagi jalan untuk kesana juga tidak terlalu rumit. Itu sih di peta, kenyataannya gimana? Sebenarnya jaraknya memang tidak jauh, tapi waktu saya kesana kemaren jalan utama yang biasa digunakan untuk menuju Coban Talun ditutup total karena ada hajatan. Nah loh disini saya kebingungan dan berusaha cari jalan lain. Dengan sedikit kesabaran akhirnya ketemu juga jalan tersebut melewati gang-gang di tengah perkampungan penduduk yang cukup sepi. Di sepanjang jalan tadi kami disuguhi pemandangan pepohonan apel yang menghijau sampai akhirnya saya sampai di pos pembayaran karcis.

Tiket masuk ke Coban Talun adalah 4.000 per orang, sedangkan motor 1.000. Setelah pos tersebut kami harus melewati jalan yang sangat buruk. Jalan tersebut hanya berupa batu-batu yang berukuran agak besar kemudian ditata di jalan. Cukup efektif agar jalan tidak ambles di musim hujan karena kendaraan yang biasa lewat situ adalah truck pemuat pasir. Namun dengan mengendarai kuda besi di jalan tersebut kami serasa naik kuda beneran. Untungnya jalan jelek tersebut tidak terlalu panjang, hanya sekitar 200-300 meter.

Coban Talun

Coban Talun

Jalan jelek sudah terlewati, kami sampai di parkiran yang berada di pinggir jalan. Kami semula bingung, bener nggak ini tempat parkir untuk ke air terjun? Gimana nggak bingung lha wong parkirnya cuma di pinggir jalan, motor ditaruh di bawah pohon, sedangkan di sebelahnya hanya sebuah warung kecil yang sepi. Apalagi yang parkir cuma ada beberapa motor saja. Keraguan saya sirna setelah tanya ke tukang parkir, dan memang benar air terjun ada di dalam sana.

Masalah pertama selesai, segera kami mencoba masuk. Disini kami kembali ragu. Lho kok ada sungai yang menghadang. Yap kami harus menyeberangi sungai terlebih dahulu. Sungai yang terdapat seperti bendungan dengan air yang dangkal dan tidak deras. Terlihat beberapa orang berfoto di sungai ini. Kurang tau kalau musim hujan kayak apa.

Coban Talun

Coban Talun

Setelah menyeberangi sungai kami mulai masuk ke dalam hutan. Di tepi sungai tersebut terdapat camping ground. Terlihat pula beberapa orang yang sedang camping disitu. Kami terus menelusuri jalan setapak menuju ke air terjun. Kemudian kami menemukan persimpangan, ke kanan dan ke kiri. Persimpangan yang ke kanan jalannya lebih lebar, terlihat sering dilewati. Bahkan terlihat banyak jejak motorcross di jalan ini. Sementara jika belok kiri hanya jalan setapak dan terlihat jarang dilewati karena banyak semak-semak. Tanpa pikir panjang kami ambil jalan yang ke kanan. Di tengah hutan pinus hanya berdua agak merinding juga. Nggak ada siapapun yang lewat, yang terdengar hanya kicauan-kicauan burung saja. Semakin lama jalan semakin menanjak. Kami sudah cukup jauh berjalan, mungkin sekitar 1 km tapi air terjun tidak kunjung kami temukan. Kebetulan ada bapak-bapak yang sedang mencari rumput, kami tanya kepadanya tentang keberadaan Coba Talun. Dan ternyata kami salah jalan saudara-saudara. Harusnya di persimpangan tadi belok ke kiri. Feeling saya nggak tepat hari ini. Oh my god! Berarti harus balik sejauh itu lagi. Hahaha..

Kami balik ke persimpangan yang tadi dan melanjutkan mencari Coban Talun. Sekarang kami sudah berada di jalan yang benar. Sungguh merepotkan karena nggak ada petunjuk satupun untuk ke air terjun itu. Jalan setapak itu kami lewati. Sama seperti saat nyasar tadi, jalan sepi sekali. Kicauan burung yang terdengar menemani langkah kami. Untung di jalan kami berpapasan dengan dua orang yang baru saja dari air terjun. Katanya lokasi air terjunnya masih jauh dan jalan ke air terjun nanti menurun sangat curam.

Coban Talun

Perkataan mas tadi benar sekali. Jalan berubah jadi cukup curam. Trap/anak tangga yang tadinya dibuat dari tanah itu sebagian sudah hilang. Beberapa masih ada anak tangga yang disangga dengan kayu agar tidak longsor saat hujan tiba. Jika hujan dipastikan jalan ini sangat licin. Anda harus berhati-hati agar tidak terperosok. Tidak hanya curam, jalan setapak ini juga berliku seperti nggak ada habisnya. Saat kaki sudah terasa lelah, terdengar suara air terjun yang membuat kami bersemangat lagi. Wahh akhirnya kami sampai juga di Coban Talun. Jarak dari parkiran tadi ke Coban Talun sekitar 1 km, ditambah kami nyasar 1 km total kami sudah berjalan sejauh 3 km. Kelelahan itu sirna setelah kami sampai di air terjun yang indah ini. Ternyata sungai yang kami lewati dekat parkiran tadi adalah bagian atas dari air terjun.

Tidak ada informasi berapa tinggi air terjun ini, tapi tingginya cukup lumayan. Aliran Coban Talun juga cukup deras. Berada di dekat air terjun sebentar saja bisa membuat baju basah semua. Airnya sangat segar, saya sempat cuci muka untuk menikmati kesegaran air terjun. Kolam penampungan di bawah air terjun juga tidak dalam sehingga anak kecil pun bisa berenang di kolam penampungan tersebut. Coban Talun masih sangat alami, jarang ada yang datang ke air terjun cantik ini. Mungkin karena medannya yang berat. Saat kami sampai disana hanya ada beberapa pengunjung, tidak lebih dari 5 orang. Tidak lama kemudian rombongan yang camping di atas tadi berdatangan untuk mandi dan foto-foto.

Coban Talun

Selama hampir 3 jam kami berada disana menikmati pemandangan yang luar biasa ini. Pemandangan yang sungguh memukau. Sudah cukup juga foto-fotonya. Hehe.. Hari yang semakin sore membuat kami harus segera bergegas naik agar tidak terjebak gelap di hutan. Tentu saya tidak mau kalau harus berjalan di tengah hutan saat gelap, apalagi saya tidak membawa alat penerangan sama sekali.

Kembali ke tempat parkir berarti kami harus berjalan melewati jalan sama dengan tadi. Kalau berangkatnya jalan menurun, untuk pulangnya jalan menanjak abis-abisan. Kadang kami harus berjalan merangkak. Suer capek banget ngelewatin jalan kayak gitu, nanjaknya nggak karuan. Perjalanan pulang ini jauh lebih berat daripada saat berangkat. Sedikit lega setelah melewati jalan menanjak itu sampai akhirnya kami sampai di parkiran kembali. Total kami sudah berjalan 4 km di kawasan ini dengan rincian 2 km nyasar dan 2 km lagi perjalanan pergi-pulang ke air terjun. Hahaha..

Selain air terjun sepertinya nggak ada hal yang menarik di lokasi ini. Katanya sih ada Goa Jepang tapi saya nggak tau tempatnya dimana. Saya juga nggak berpikiran untuk mencarinya. Bagi yang mau kesini sebaiknya persiapkan fisik Anda. Pertimbangkan kembali jika akan membawa keluarga/anak-anak kesini karena medannya yang berat jangan sampai nanti malah repot di jalan. Bagi para pecinta alam, yang suka camping, atau yang suka trekking tempat ini sepertinya menjadi salah satu tempat yang harus dikunjungi.

Coban Talun

Saya sendiri masih ingin balik lagi ke Coban Talun. Tapi mungkin sendiri atau dengan teman-teman, nggak sama Nyonya. Soalnya Nyonya kapok dengan jalannya yang cukup sulit itu. Hehe.. Cukup sudah di Coban Talun, kami kembali ke Kota Batu untuk makan dan beli oleh-oleh.

Wana Wisata Coban Tengah


Coban Rondo, salah satu air terjun paling dikenal banyak wisatawan yang pernah berkunjung ke Malang. Selain karena lokasinya berada di gerbang masuk Kota Wisata Batu, salah satu kota wisata paling terkenal di Indonesia.

Namun, Halomalang kali ini tak akan membahas Coban Rondo Ngalamers. Memang masih berdekatan secara lokasi maupun jenis wisatanya, Coban Tengah adalah alternatif tujuan wisata air terjun di Kabupaten Malang yang sangat layak dikunjungi.
Airnya cukup jernih, jatuhan arusnya yang stabil, kolam yang dangkal, luas dan bersih, serta diapit ceruk tebing yang cantik adalah kesan pertama ketika tiba di lokasi.
Coban Tengah berada di desa yang sama dengan Coban Rondo, yakni Desa Pandesari, Kecamatan Pujon. Untuk mencapai lokasi, Ngalamers cukup melalui loket masuk kawasan wisata Coban Rondo.
Setibanya di depan Griyawana (rumah penginapan) Coban Rondo, ada sebuah pertigaan, jika lurus ke arah Coban Rondo yang beraspal bagus, Ngalamers ambil jalur kiri depan penginapan yang terdapat gerbang penunjuk masuk Coban Tengah.
Sepi dan berdebu. Tak perlu membayar lagi untuk masuk kawasan ini, karena memang aksesnya belum memadai untuk fasilitas wisata unggulan. Dari gerbang masuk, jaraknya sekitar 2 Km hingga mencapai tempat parkir.
Namun sebelumnya pengunjung harus melalui jalan di tengah perkebunan pinus yang cukup sulit. Meski cukup luas untuk ukuran mobil, tanah berdebu dengan ketebalan 5-20 cm harus pengunjung taklukkan terlebih dahulu. Tak terlalu menanjak namun sangat tidak disarankan membawa motor matic. Dan jangan lupa bawa masker ya Ngalamers.
Area parkir yang cukup luas akan menyambut pengunjung dengan suasana hutan Pujon yang asri. Dari lokasi ini, Coban Tengah masih harus ditempuh sekitar 15 menit berjalan kaki melewati tepian aliran sungai di antara ceruk tebing bebatuan yang indah.
Sungai yang jernih ini mengalir dari coban, jadi pengunjung tak harus tersesat. Jika beruntung Ngalamers akan melihat kawanan Lutung Jawa (satwa dilindungi) di sepanjang perjalanan.
Tepat di depan air terjun terdapat sebuah kolam yang di tengah-tengahnya terdapat sebuah pohon dan pancuran air. Dari beberapa plakat nama yang tertinggal, ini adalah kawasan penghijauan.
Air terjun setinggi kurang lebih 30 meter ini berdiri di antara tebing berbatu dan rindangnya pepohonan hutan Pujon. Ketika Halomalang berkunjung (05/11/2014) hanya terdengar suara cuit burung dan deru air terjun.
Sangat sepi Ngalamers, cocok bagi pelancong yang menginginkan hiburan alam dengan suasana tenang.
Di lokasi sudah ada beberapa fasilitas seperti tempat duduk, tempat sampah dan pondasi bangunan yang mungkin akan dijadikan kamar ganti. Sebuah rumah kayu kecil juga berdiri tak jauh dari air terjun.

Air Terjun Coban Jahe, Malang. Assalamualaikum trip­-er, Mari NGEtrip ke Malang, ya Malang memang salah satu Kota di Jawa Timur yang memiliki banyak destinasi wisata alam seperti air terjun, pantai dan gunung. Pada artikel-artikel sebelumnya juga sudah kita bahas beberapa wisata di Malang. Kali ini Mari NGEtrip akan coba mengulas sedikit tentang salah satu air terjun yang ada di Malang, namanya adalah Air Terjun Coban Jahe.



Apakah di Air Terjun Coban Jahe banyak tumbuhan jahe sehingga air terjun ini diberi nama Coban Jahe? Ternyata tidak. Alasan kenapa air terjun ini bernama Coban Jahe adalah sebenarnya diambil dari Bahasa Jawa ‘Pejahe’ yang berarti meninggal dunia.  Nama itu muncul, setelah sekitar satu regu tentara (yang sekarang bernama TNI) di bawah komando Ali Murtopo melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda. Mereka gugur dibombardir Belanda di daerah tersebut saat akan melanjutkan perjalanan ke Lumajang. Kejadian tersebut berlangsung sekitar tahun 1947.  Seiring bergantinya waktu, nama ‘Pejahe’ pun lama-kelamaan berganti Jahe. Begitu juga nama makam, mereka yang dikebumikan pun dibuatkan tempat peristirahatan terakhir bernama Makam Pahlawan Kali Jahe. Keberadaan Makam Pahlawan Kali Jahe sendiri, bisa dijumpai sekitar 50 meter, tatkala sebelum pintu masuk Coban Jahe. Itulah sejarah dinamakannya Coban Jahe.



Air Terjun Coban Jahe sendiri terletak di Dusun Begawan, Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Peta dan Koordinat GPS untuk Coban Jahe adalah: 7° 58' 19.91" S  113° 6' 54.84" E  . Coban jahe atau juga dikenal sebagai Air Terjun Begawan memiliki ketinggian sekitar 45 m dengan batu-batu cadas berukuran raksasa di dinding dan kolam kecil di bawahnya.  Air terjun ini masuk dalam kawasan Perhutani Unit II RPH Sukopuro-Jabung sekitar 23Km arah timur dari Kota Malang.



Rute jalan menuju Air Terjun Coban Jahe, jika dari kota Malang patokannya setelah melewati gapura selamat datang di Kota Tumpang, ada penunjuk arah menuju coban Jahe tidak jauh dari gapura tersebut. Sesampainya di Tumpang belok ke kiri ke Desa Pandansari Lor, Dusun Begawan. Selepas pemukiman terakhir, jalan menuju Coban Jahe kondisinya cukup jelek karena jalan masih berupa jalan setapak. Beberapa bagian bahkan harus melewati pematang sawah serta kebun dan beberapa bagiannya makadam. Jika sedang musim hujan kondisinya becek dan licin. Bagi yang membawa kendaraan roda empat dapat memparkirkan kendaraan di lokasi parkir berupa hamparan tanah kosong  sekitar 100 m dari pintu masuk tersebut. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sambil menikmati pemandangan sepanjang jalan.



Sesampainya di lokasi Air Terjun Coban Jahe, kita disuguhi panorama alam yang masih sangat alami. Hampir belum ada sentuhan fasilitas pendukung untuk kenyamanan pengunjung, seperti toilet atau kamar mandi. Semua serba apa adanya, bahkan jika bukan musim liburan tidak ada yang menjaganya. Jadi bisa bebas masuk tanpa dipungut biaya. Walaupun begitu tidak akan mempengaruhi keindahan yang disuguhkan alam di Coban Jahe ini.



Sekian review singkat mengenai Air Terjun Coban Jahe yang berada di Malang. Mari NGEtrip dan terus lestarikan keindahan alam dan wisata Indonesia.

Wisata Coban Manten

Wisata Coban Manten, Coban yang masih berada di kawasan Pandesari kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur, mungkin beberapa orang baru mendengar nama coban ini. Dan untuk beberapa orang yang belum mengetahui. Mungkin banyak bertanya tanya seperti apa bentuk coban manten itu dan mengapa sampai di beri nama Coban Manten.
Wisata Coban Manten
Menurut cerita legenda Wisata Coban Manten atau dikenal juga sebagai Coban Kembar  merupakan coban yang berada di ketinggian 1.300 m dari permukaan air laut. Pada bagian bawah coban ini terdapat air terjun bernama coban dudo (tengah), yang kemudian mengalir ke bawah menjadi coban rondo. Sumber air dari ketiga air terjun ini berada di atas coban manten ini, suatu dataran tanpa pohon satu biji pun di daerah kepundan. Perjalanan ke mata air ini membutuhkan perjuangan ekstra karena medan yang licin,  jarak yang lumayan jauh (3-4 km) dan harus melalui susur sungai. Maka dari itu coban ini jarang di datangi para wisatan mungkin hanya para pendaki gunung maupun para penikmat alam. Dinamakanwisata Coban Manten karena ada dua air terjun yang berdiri sejajar layaknya pasangan pengantin di pelaminan. Tinggi airnya mencapai 85 meter.

Rangkaian Air Terjun Wisata Coban Manten

Air terjun ini merupakan rangkaian air terjun yang paling atas setelah  Coban Tengah dan Coban Rondo, air terjun ini merupakan air terjun tertinggi dari ke 2 air terjun tersebut. Dalam perjalanan menuju tempat ini, memerlukan waktu sekitar 2 jam dari bumi perkemahan. Air terjun ini sangat direkomendasikan kepada pecinta alam maupun para penikmat alam.
wisata coban manten
Untuk masalah biaya anda hanya akan di kenakan biaya Rp.-,- dan parkir kendaraan Rp.-,- saat memasuki kawasan coban rondo untuk selanjutnya jika anda ingin pergi ke Coban Dudo dan Coban Manten ini tidak akan di kenakan biaya lagi.

PETA LOKASI TEMPAT WISATA COBAN MANTEN

Jika membawa makanan kesana harap sampahnya di bawa turun, jangan sampai meninggalkan jejak di sana seperti meninggalkan sampah, mengukir nama di batu atau apapun lha itu yang bersifat merusak alam. Cintai alam ini dengan segenap hati. Selamat berlibur di Wisata Coban Manten.

Rute, Lokasi ke Coban Rais Malang: Air Terjun Bikin Mata Segar

Coban Rais Malang

Rute, Lokasi ke Coban Rais Malang: Air Terjun Bikin Mata Segar - Coban rais atau air terjun coban rais yang terletak di batu malang ini memiliki keindahan tersendiri. Berikut informasi mengenai lokasi, rute tiket masuk ke Wisata malang coban rais ini. Jika sobat sebelumnya pernah ke tempat mohon masukan pendapat kamu di komentar di bawah apakah Coban Rais ini Keren atau giaman? Ok sobat. :D 

Info Wisata malang coban rais

Coban Rais atau air terjuan coban rais ini terletak di dusun Dresel, Desa Oro-oro Ombo Kecamatan Batu, Kota Batu, Propinsi Jawa Timur. Coban rais ini adalah salah satu dari banyaknya air terjun di kota batu malang. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 20 meter tepai dulunya coban rais ini memiliki nama coban sabrangan. Soalnya jika sobat pengen ke air terjun ini harus menyabrangi sungai sebanyak 14 kali. bagaimana beneran trip kan? hehe. 

Rute dan Jalur Akses Wisata malang Coban rais

Untuk rute dan jalur akses ke coban Rais Jika dari Terminal Batu arahkan kendaraan langsung menuju arah Studio Batu TV di desa Dresel.   Selanjutnya perjalanan diteruskan dengan menyusuri jalan setapak yang relatif landai, melewati hutan dan menyusuri sungai yang memakan waktu sekitar 30 menit.  didalam perjalan anda akan menemukan persimpangan, pilih sebelah kanan dan

Bagi yang menggunakan kendaraan umum dari kota Wisata Malang naik Al atau ADL dan turun di terminal Landung sari.  Selanjutnya berganti kendaraan dengan naik Mikrolet jurusan Malang- Batu lewat Oro-oro Ombo

Harga Tiket 

  • Tiket masuk : Rp.5000,- 
  • Parkir motor :Rp.2000,-

Map Peta Wisata malang coban rais



    Lokasi Wisata Air Terjun Coban Pelangi

    Wisata Air Terjun Coban Pelangi terletak di desa Gubukklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dari kota malang jaraknya sekitar 30 km ke arah timur, dengan kendaraan dapat ditempuh selama 1 jam. Untuk menuju kesana banyak petunjuk arah di sepanjang jalan atau bisa berpatokan dengan jalur menuju Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Lokasinya 2 km setelah desa Gubukklakah, ditandai dengan papan nama Wisata Air Terjun Coban Pelangi di sebelah kanan jalan.

    Arah Kiri Ke Gunung Bromo & Semeru
    Arah Kanan ke Air Terjun Coban Pelangi

    Akses dan Panorama di Sepanjang Jalan

    Akses jalan menuju Coban Pelangi

    Jalan menuju Coban Pelangi sudah diaspal baik, tipikal jalannya agak sedikit menanjak sebelum memasuki desa Gubukkah. Setelah memasuki Desa Gubukklakah jalan semakin menanjak, bagi pengguna kendaraan mesti diperhatikan tenaga mesinnya, terutama dengan memaksimalkan perpindahan gigi persneling. Melewati jalur ini juga harus waspada, karena ruas jalan tidak terlalu lebar, hanya pas untuk dua kendaraan roda empat. Bahkan selepas desa Gubukklakah jalan mulai menyempit dan berkelok, jika kendaraan roda empat berpapasan mesti ada yang mengalah di bahu jalan. Di beberapa tempat ada bagian jalan yang longsor, ditandai dengan pemagaran seadanya. Meskipun begitu, tawaran panorama alam sepanjang jalan sangat mempesona, membuyarkan segala resiko dan kepenatan.

    Panorama di sepanjang jalan

    Memasuki Area Wisata Coban Pelangi.

    Cukup Terjal; Trek Menuju Air Terjun

    Pintu masuk Coban Pelangi tidak jauh dari pinggir jalan. Untuk kendaraan roda empat bisa parkir di depan pintu masuk, sedangkan roda dua disedikan parkir didalam. HTM wisata Coban pelangi Rp. 6.000,- per orang, masih cukup terjangkau. Memasuki area wisata coban pelangi, kita akan dibawa kejalan setapak berundak menurun cukup terjal. Sedangkan jarak yang akan ditempuh sampai lokasi air terjun, sekitar 1 km.

    Fasilitas Tempat Istirahat dan Musholla

    Meskipun lumayan jauh dan membutuhkan stamina prima, sepanjang jalur kita akan dihibur dengan pemandangan alam yang mempesona. Dibeberapa lokasi disediakan tempat untuk istirahat dan warung-warung yang menyediakan beragam makanan.

    Camping Ground dan Nunggang Jaran

    Camping Ground di Coban Pelangi

    Separuh perjalanan, kita akan mendapati area camping disisi kanan jalur, lokasi ini tidak terlalu luas tapi bisa menampung beberapa tenda. Menurut petugas jaga, untuk camping di area ini dikenakan biaya masuk berbeda dengan pengunjung biasa, yaitu Rp. 10.000,- per orang. Untuk fasilitas disediakan kamar mandi dan wc dua buah, selebihnya hanya sebatas lahan camping saja.

    Nunggang Jaran (Naik Kuda)

    Masih di sekitar camping ground, terdapat pangkalan nunggang jaran. Nunggang Jaran merupakan fasilitas menaiki kuda dari bawah ke lokasi pintu masuk ketika pulang. Kuda disediakan bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi berkuda atau yang kelelahan melalui trek menanjak. Untuk menggunakan fasilitas nunggang jaran, setiap pengunjung dikenakan tarif rata-rata Rp. 10.000,-

    Jembatan Cinta

    Melintasi Jembatan Cinta

    Setelah melewati area camping, pengunjung dihadapkan turunan yang cukup curam, berakhir dengan ujung jembatan bambu untuk menyeberang sungai. Jembatan bambu ini terkenal sebagai jembatan cinta, menurut informasi dinamakan demikian karena biasanya pasangan muda-mudi yang melewati jembatan pasti bergandengan tangan. Hal ini disebabkan karena jembatan ini hanya bisa dilewati dua orang, jadi makin asyik kalo bergandengan tangan, menambah rasa cinta kepada pasangan.

    Jembatan Cinta; Narsis Ria

    Jembatan cinta biasanya banyak dijadikan sebagai spot foto favorit bagi pengunjung. Selain kemasyhuran namanya sebagai jembatan cinta, bentuknya yang klasik menjadi daya tarik tersendiri.

    Air Terjun Coban Pelangi

    Selepas jembatan cinta, air terjun coban pelangi sudah tidak begitu jauh. Beberapa menit berjalan, sayup-sayup mulai terdengar suara gemuruh air terjun. Langkah kaki tanpa sadar semakin cepat, tidak sabar ingin menyaksikan keeksotikan air terjun coban pelangi. Melewati sedikit jalan menanjak, air terjun sudah mulai kelihatan.

    Air Terjun Coban Pelangi

    Sangat indah, air terjun coban pelangi jatuh dari ketinggian 110 m. Disekiling air terjun  merupakan tebing batu karang yang menjulang tinggi. Hawanya sejuk, ditambah percikan air dingin menyebar disekitar lokasi.
    Mendekati air terjun mesti hati-hati, karena harus melewati bebatuan yang licin. Bahaya lain sebenarnya jaga mengancam, di beberapa sisi tebing terlihat bekas longsoran. Karenanya kewaspadaan harus selalu diperhatikan, terutama jika turun hujan sebaiknya menjauh dari lokasi air terjun.

    Selain air terjunnya yang eksotik, ada keindahann lain yang menjadi fenomena disini, yaitu munculnya pelangi. Untuk bisa menyaksikan fenomena pelangi, tidak bisa ditemukan setiap saat. Karena pelangi hanya muncul saat cahaya matahari menyeruak masuk membias diantara percikan air terjun. Waktu yang tepat biasanya sekitar pukul 10.00 pagi hingga siang hari, ketika cuaca cerah. Fenomena pelangi inilah yang akhirnya di jadikan nama air terjun Coban Pelangi.

    Pilih Bahasa

    Clock

    Popular Posts

    Unordered List

    Diberdayakan oleh Blogger.

    About Me

    Foto Saya
    KEDIRI, KEDIRI JAWA TIMUR, Indonesia
    nama saya sri hariyani saya penduduk indonesia , agama islam.